原先还在甜甜微笑的刘三姐，看着哥哥的生气而涨红的脸，不敢像往常那样据理

Liu Sanjie yang masih tersenyum manis memandangi wajah kakaknya yang marah dan memerah. Dia tidak berani berdebat seperti biasanya. Dia mengambil batu yang dilempar ke depannya dan berpikir dalam hati: "Aku bukan dewa . Kenapa ujung saputanganku besar sekali?" Bisakah menembus batu?" Dia bernyanyi sambil mencoba: Kakak gila, beri aku batu untuk dipakai adikku; bagaimana kain lembut bisa menembus batu? Kecuali jika manusia fana menjadi dewa!

Liu Sanjie, yang awalnya tersenyum manis, melihat wajah saudaranya marah dan merah dan berani tidak berdebat seperti biasa. Dia mengambil batu yang dilemparkan di hadapannya dan berpikir kepada dirinya sendiri, "Saya bukan peri, bagaimana sudut kulit tangan bisa memakai batu?" Dia mencoba dan menyanyi, "Saudara gila, mengambil batu untuk memakai untuk saudaranya."; Bagaimana pakaian lembut bisa melewati batu? Mengubah orang luar biasa menjadi abadi!

La terza sorella Liu, che aveva ancora un sorriso dolce e dolce, guardò il viso arrabbiato e rosso di suo fratello, non osò discutere come al solito, raccolse la pietra gettata davanti a sé e disse: "Non sono un dio, come può il capo del fazzoletto indossare la pietra?" Mentre tentava, cantò: “Fratello impazzito, porta una pietra a sua sorella”. Come si fa a passare la pietra morbida? A meno che i mortali non diventino divinità!